Review I’m Thinking of Ending Things: Komedi Bikin Frustrasi

Review I’m Thinking of Ending Things | Sutradara: Charlie Kaufmann Penulis: Charlie Kaufmann Pemain: Jesse Plemons, Jessie Buckley, Toni Collette, David Thewlis Negara: Amerika Serikat Durasi: 134 menit Studio: Netflix

***

Charlie Kaufman melakukan suatu hal dalam film terbarunya yang tidak pernah dilakukan dalam film-film yang ia sutradarai sebelumnya. Ia membuat puzzle.

Well, memang film-film Kaufman memnag tidak pernah sederhana. Tapi yang ini berbeda. Seakan lebih kompleks dan mendalam dibandingkan film lainnya. Hal tersebut, walau menjadi lebih menantang untuk ditonton, bukan berarti menjadi lebih baik.

Film ini merupakan film Kaufman kedua yang diangkat dari sebuah novel. Sebelumnya, ia pernah mengadaptasi novel The Orchid Thief menjadi sebuah film Adaptation (2002); disutradarai oleh Spike Jonze. Kali ini ia mengadaptasi novel karya Iain Reid yang dirilis tahun 2016.

Sinopsis I’m Thinking of Ending Things

sulit untuk menjelaskan jalan cerita film ini. Karenanya, sinopsis I’m Thinking of Ending Things biasanya hanya berupa premis singkat. Percayalah, setelah kalian menontonnya, kalian akan mengerti kenapa film ini sulit untuk diceritakan ulang secara penuh; kecuali membahas adegan per adegan, momen per momen, event per event dalam filmnya.

Premisnya seperti ini:

Seorang perempuan muda (Jessie Buckley) setuju untuk menemui orang tua dari kekasihnya (Jesse Plemons) di sebuah pedesaan yang terisolasi. Di sana, salju mulai turun dan ia tidak pernah berhenti untuk berpikir “I’m thinking of ending things.”

Memperkenalkannya sebagai karakter utama mungkin salah sasaran. Karena ada beberapa faktor yang menjadikannya karakter utama, tapi seiring film berjalan keseluruhan pemain di dalamnya mendapatkan porsi serupa dalam filmnya.

Dari sana, kita semua diajak masuk ke dalam kehidupan para karakternya. Yang sebenarnya tidak seperti yang kita lihat.

***

Film ini berhasil mengajak kita untuk menggali lebih dalam beragam aspek dalam kehidupan. Terutama tentang kesadaran kita sendiri sebagai manusia. Khas film-film Kaufman lainnya.

Akting dari Jessie Buckley (Chernobyl) dan Jesse Plemons (USS Callister) perlu diacungi jempol. Dan aksi dari Toni Collette (Knives Out) dan David Thewlis (Harry Potter) juga tidak kalah meyakinkannya. Menjadikan film ini sebagai film dengan kualitas akting kelas tinggi.

Dan hal tersebut sangat membantu. Akting mereka membuat film ini menjadi mudah “dicerna”. Tidak terbayang ketika narasi sekompleks ini diperankan oleh para aktor dan aktris yang biasa saja; tentunya akan membuat film menjadi tidak menyenangkan untuk ditonton.

I’m Thinking of Ending Things dipasarkan sebagai film psychological drama. Tapi entah kenapa, saya mendapatkan kesan komedi di dalamnya. Lewat satir-satir yang diucapkan para karakternya. Meskipun, menyebutnya sebagai film komedi juga kurang pas.

Film ini bukanlah sebuah sajian yang memberikan rasa nyaman setelah menontonnya. Tapi, jelas bahwa I’m Thinking of Ending Things adalah salah satu film yang paling tidak disangka-sangka kehadirannya tahun ini.

Saya rasa, tidak akan banyak orang yang menikmati film ini seperti mereka menikmati film Kaufman lain. Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Adaptation, Anomalisa, dan Synecdoche, New York mungkin lebih mudah dicerna dan dinikmati kebanyakan orang.

Tapi, bagi para penggemar Kaufman, film ini jelas menjadi pelepas dahaga akan karyanya setelah ia hiatus selama lima tahun dari film terakhirnya.

***

Selain review I’m Thinking of Ending Things, baca juga review film lainnya di menonton.id. Ikuti juga Twitter, Facebook, dan Instagram kami untuk berita dunia entertainment ter-update.

Ryan Achadiat
Ryan Achadiat
Ryan sempat jadi editor dan penulis majalah film bulanan dan wartawan. Sebelum banting setir jadi SEO & Content Manager perusahaan startup.
ARTIKEL TERKAIT

Terbaru

Artikel Lainnya

Lainnya Dari Penulis