Review Dilan 1983: Wo Ai Ni (2024): Lah Film Coming-of-Age?

Dilan 1983: Wo Ai Ni merupakan film terbaru dari waralaba Dilan yang diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq. Film ini menceritakan kisah masa kecil Dilan yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan berusaha memikat hati gadis pujaan bernama Mei Lien.

Dibintangi oleh Muhammad Adhiyat sebagai Dilan muda, film ini membawa penonton kembali ke masa 1983, di mana Dilan yang masih polos dan penuh tingkah nakal harus berhadapan dengan berbagai rintangan dalam perjalanannya meraih cinta Mei Lien.

Ini dia review Dilan 1983: Wo Ai Ni.

Sinopsis Dilan 1983: Wo Ai Ni

dilan 1983 wo ai ni - Menonton.id(1)

Dibawah langit biru tahun 1983, kisah cinta monyet Dilan bersemi kembali dalam film Dilan 1983: Wo Ai Ni. Film ini membawa kita kembali ke masa kecil Dilan, seorang anak berusia 12 tahun yang polos dan penuh tingkah nakal, saat ia harus berhadapan dengan berbagai rintangan dalam perjalanannya meraih cinta Mei Lien, gadis pujaan hatinya.

Kisah bermula ketika Dilan yang tinggal bersama ayahnya, seorang tentara, harus pindah ke Timor Timur untuk mengikuti tugas sang ayah. Selama 1,6 tahun di Timor Timur, Dilan merasakan berbagai pengalaman baru dan belajar tentang arti ketangguhan dan tanggung jawab.

Setelah kembali ke Bandung, Dilan melanjutkan sekolahnya di tempat yang sama. Di sanalah ia bertemu dengan Mei Lien, murid baru pindahan dari Semarang yang menarik perhatiannya. Gadis keturunan Tionghoa ini memiliki kecantikan yang memesona dan membuat Dilan langsung jatuh hati.

Dilan yang terkenal dengan gombalannya yang khas, mulai berusaha mendekati Mei Lien dengan berbagai cara. Ia sering menggoda Mei Lien dengan kata-kata manis dan tingkah lakunya yang lucu. Dilan bahkan rela mempelajari bahasa Mandarin dan membaca buku tentang China demi menarik perhatian Mei Lien.

Namun, usaha Dilan tidak selalu mulus. Ia harus bersaing dengan Furqon, murid lain yang juga menyukai Mei Lien.Persaingan ini membuat Dilan cemburu dan berusaha untuk menyingkirkan Furqon dengan berbagai cara.

Di tengah usahanya untuk mendapatkan hati Mei Lien, Dilan juga harus menghadapi berbagai rintangan lainnya. Ia menjadi incaran geng lain yang ingin mengalahkannya karena statusnya sebagai anak tentara. Dilan bahkan sempat dikeroyok oleh geng tersebut dan mengalami luka-luka.

Meskipun penuh dengan rintangan dan tantangan, Dilan tidak pernah menyerah dalam usaha mendapatkan cinta Mei Lien. Ia terus berusaha untuk membuktikan perasaannya dan menunjukkan bahwa dia adalah lelaki yang tepat untuk Mei Lien.

Poin Plus dalam Dilan 1983: Wo Ai Ni

Nostalgia Masa Sekolah

Film ini menghadirkan nuansa nostalgia masa sekolah yang kental, mulai dari seragam SD, permainan anak-anak tradisional, hingga suasana kelas yang penuh dengan keramahan. Hal ini membawa para penonton kembali ke kenangan masa kecil mereka yang penuh dengan keceriaan dan kesederhanaan.

Gombalan Khas Dilan

Dilan 1983: Wo Ai Ni tidak luput dari gombalan-gombalan khas Dilan yang sudah melekat pada karakter tersebut sejak trilogi pertama. Gombalan-gombalan Dilan yang polos dan lucu ini berhasil membuat penonton tersenyum dan terhibur.

Persahabatan yang Kuat

Film ini menunjukkan persahabatan yang kuat antara Dilan dan teman-temannya. Mereka selalu saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam berbagai situasi. Hal ini memberikan nilai positif bagi para penonton.

Akting Memukau Para Pemain Lain

Para pemain lain selain Muhammad Adhiyat menunjukkan akting yang memukau dalam film ini. Mereka berhasil memerankan karakter masing-masing dengan natural dan penuh penjiwaan.

Poin Minus dalam Dilan 1983: Wo Ai Ni

Lebih Condong ke Coming of Age

Dilan 1983: Wo Ai Ni lebih fokus pada kisah kedewasaan remaja Dilan dan persahabatannya dengan teman-teman dibandingkan dengan usahanya mengejar Mei Lien. Hal ini mungkin kurang memuaskan bagi para penonton yang mengharapkan cerita romance yang lebih intens seperti yang sudah di promosikan.

Nilai-nilai Agama yang Berlebihan

Film ini memasukkan banyak nilai-nilai agama yang terkesan menggurui dan membuat film terasa kaku. Penyampaian pesan moral yang terlalu eksplisit dapat membuat penonton merasa tidak nyaman.

Akting Adhiyat yang Kurang Konsisten

Akting Muhammad Adhiyat sebagai Dilan muda terkadang kurang konsisten. Ada kalanya ia berhasil memerankan karakter Dilan dengan baik, namun di lain waktu aktingnya terasa kurang natural dan dipaksakan.

Banyak Humor dan Scene yang Cringe

Beberapa lelucon dan gombalan yang dihadirkan dalam film ini terasa kurang lucu dan bahkan cringey. Hal ini dapat membuat penonton merasa tidak nyaman dan terganggu saat menonton film. Film ini memiliki beberapa adegan yang terasa cringey dan tidak natural. Hal ini dapat membuat penonton merasa risih dan tidak nyaman saat menonton film.

Review Dilan 1983: Wo Ai Ni: Final Take

Dilan 1983: Wo Ai Ni merupakan film yang menghibur dan penuh dengan nostalgia masa sekolah. Film ini cocok ditonton bagi para penggemar Dilan yang ingin melihat kisah masa kecil sang pujaan hati mereka.

Namun, bagi para penonton yang mencari film dengan cerita yang kompleks dan penuh dengan kejutan, film ini mungkin tidak akan memberikan pengalaman yang memuaskan.

Secara keseluruhan, saya memberikan nilai 2/5 bintang untuk Dilan 1983: Wo Ai Ni. Film ini memiliki beberapa poin positif seperti nostalgia masa sekolah, gombalan khas Dilan, dan akting memukau para pemain.

Namun, cerita yang kurang berkembang, banyaknya adegan dan dialog cringe, dan kurangnya penggalian latar belakang tokoh membuat film ini kurang dapat memberikan pengalaman yang maksimal bagi para penonton.

Apakah kamu tertarik untuk menonton kisah masa kecil Dilan yang penuh dengan cinta dan persahabatan?


Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti TwitterInstagramFacebookYouTubeTikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.

Exit mobile version