Home Review

Review Dua Hati Biru (2024): Sekuel Dua Garis Biru yang Perlu

Di sini kita akan review Dua Hati Biru (2024).

Bagi kamu yang masih ingat film remaja fenomenal Dua Garis Biru (2019), pasti penasaran sama kelanjutan kisah Bima dan Dara, kan?

Yup, setelah penantian panjang, akhirnya Gina S. Noer bersama Dinna Jasanti kembali menyuguhkan kisah mereka dalam film Dua Hati Biru.

Awalnya, sekuel ini membuat berpikiran skeptis. Memangnya perlu buat sekuel film yang sudah segitu menyentuh seperti Dua Garis Biru? Jangan-jangan film ini cuma mengejar keuntungan saja?

Tapi ternyata salah besar!

Dua Hati Biru ternyata tidak kalah berkesan dari film pertamanya. Malahan, film ini menampilkan tantangan baru yang dihadapi pasangan muda seperti Bima dan Dara yang lebih realistis.

Dan setelah menontonnya, kisah Bima dan Dara menjadi utuh.

Penasaran seperti apa kisahnya? Yuk, langsung saja disimak review Dua Hati Biru di bawah ini!

Sinopsis Dua Hati Biru

review dua hati biru - Menonton.id (4)

Ingat kisah Bima dan Dara di Dua Garis Biru?

Enam tahun berlalu, kehidupan mereka kini memasuki babak baru.

Dara akhirnya mendapat kesempatan emas untuk melanjutkan pendidikan impiannya di Korea Selatan.

Kebahagiaan meraih mimpi ini tentunya bercampur dengan perasaan berat.

Karena, Dara harus berpisah dengan Bima, suami dan Adam, putra mereka yang masih kecil.

Film Dua Hati Biru mengangkat perjuangan Bima dan Dara dalam menjalani rumah tangga jarak jauh.

Tantangan demi tantangan muncul ketika mereka harus menjaga komunikasi dan keutuhan keluarga di tengah jarak dan zona waktu yang berbeda.

Mampukah cinta Bima dan Dara bertahan terhadap tantangan ini?

Selain itu, film ini juga menampilkan kisah Bima yang harus beradaptasi menjadi orang tua tunggal sementara waktu.

Bagaimana Bima mengatasi kesulitan dalam mengasuh Adam tanpa bantuan Dara sehari-hari?

Akankah kehadiran Adam membuat Bima semakin tegar atau justru sebaliknya?

Dapatkah Bima dan Dara melalui ujian berat ini?

Poin Plus dalam Dua Hati Biru

1. Aisha Nurra Datau yang Mempesona

Keputusan untuk mengganti pemeran Dara dari Adhisty Zara ke Aisha Nurra Datau ternyata tepat.

Aisha berhasil membawakan peran Dara dengan sangat baik.

Ia menampilkan perjuangan seorang ibu muda yang ingin mengejar mimpi dan tetap bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya.

Akting Aisha yang natural dan penuh emosi mampu menggiurkan penonton untuk ikut merasakan ke dilema yang dihadapi Dara.

2. Cerita yang Relatable

Berbeda dengan film pertama yang lebih fokus pada kehamilan di usia muda, Dua Hati Biru mengangkat permasalahan yang lebih sering dihadapi pasangan muda saat ini, yaitu tantangan rumah tangga jarak jauh dan peran sebagai orang tua muda.

Film ini menunjukkan ketidaksempurnaan hubungan Bima dan Dara dengan cara yang realistis.

Pertengkaran karena miskomunikasi dan kurangnya waktu bersama anak digambarkan dengan apik.

Alhasil, penonton enggak sulit untuk berempati dengan perjuangan mereka dalam menjaga keutuhan keluarga.

3. Soundtrack yang Emosional

Lagu-lagu pengiring film Dua Hati Biru dipilih dengan tepat.

Lagu-lagunya berhasil menegaskan emosi yang sedang dialami para karakter dan menambah kesyahduan film ini.

Lagu tema film ini, dijamin akan terngiang-ngiang di kepala kamu selama beberapa hari setelah nonton!

4. Chemistry Angga Yunanda dan Aisha Nurra Datau yang Manis

Meskipun baru pertama beradu akting, chemistry yang dibangun oleh Angga Yunanda dan Aisha Nurra Datau patut diapresiasi.

Mereka berhasil menampilkan kehangatan dan cinta pasangan suami istri muda yang sedang berjuang untuk keluarga mereka.

Momen-momen manis percakapan mereka via video call dan usaha Bima untuk tetap menjadi ayah yang baik untuk Adam walaupun jarak membatasi, pasti bikin kamu baper sendiri.

Poin Minus dalam Dua Hati Biru

1. Kurangnya Build-Up Menuju Resolusi

Meskipun mengangkat permasalahan yang realistis, film Dua Hati Biru terasa kurang dalam membangun perasaan perlahan menuju resolusi.

Konflik dan perjuangan yang dihadapi Bima dan Dara sering kali terasa datar.

Alhasil, beberapa adegan resolusi terasa terburu-buru dan kurang mengena di hati.

2. Minimnya Penekanan Peran Orang Tua

Film pertama menampilkan peran orang tua yang sangat dominan dalam kehidupan Bima dan Dara.

Namun, di film ini, peran tersebut sedikit terpinggirkan.

Padahal, tentu saja peran orang tua masih tetap penting dalam menunjang kehidupan rumah tangga Bima dan Dara yang masih muda dan berjauhan.

Review Dua Hati Biru: Final Take

Dua Hati Biru mendapat nilai 4 out of 5 stars.

Film ini cocok buat kamu yang pernah menikmati film pertamanya dan penasaran dengan kelanjutan kisah Bima dan Dara.

Selain itu, film ini juga direkomendasikan untuk kamu yang sedang menjalani hubungan jarak jauh atau baru menjalani peran sebagai orang tua muda.

Melalui kisah Bima dan Dara, kamu akan diajak untuk berpikir tentang pentingnya komunikasi, kepercayaan, dan usaha dalam menjaga keutuhan keluarga.

Film Dua Hati Biru cocok buat kamu yang:

  • Suka film pertama Dua Garis Biru
  • Sedang menjalani hubungan jarak jauh
  • Baru menjalani peran sebagai orang tua muda
  • Ingin menonton film yang realistis dan menggapai emosi

Film Dua Hati Biru mungkin kurang cocok buat kamu yang:

  • Mencari film dengan konflik yang berat dan dramatis
  • Tidak suka film dengan ending yang terasa terburu-buru

Kesimpulannya, walaupun ada beberapa kekurangan, Dua Hati Biru tetap menarik untuk ditonton.

Film ini berhasil menampilkan perjuangan pasangan muda dalam menjaga cinta dan keluarga


Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti TwitterInstagramFacebook, YouTube,TikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.

Exit mobile version