Heretic (2024), film horor psikologis yang disutradarai oleh Scott Beck dan Bryan Woods, membawa penonton ke dalam kisah yang kelam dan penuh misteri dengan latar tema keagamaan yang jarang ditemui. Film ini menghadirkan aktor legendaris Hugh Grant dalam peran yang tak terduga sebagai Mr. Reed, seorang pria Inggris eksentrik dengan sisi gelap yang membuat penonton terperangah antara ketakutan dan tawa. Grant benar-benar bersinar dalam peran ini, memancarkan karisma yang memikat sekaligus mengintimidasi, sehingga menciptakan suasana menegangkan di setiap kemunculannya.
Di Menonton.id, kami memberikan Heretic rating 3.5 dari 5 bintang. Meskipun film ini berhasil membangun ketegangan yang solid dan menawarkan ide-ide yang menarik, beberapa bagian ceritanya terasa datar di akhir. Namun, tetap saja, film ini merupakan sajian horor yang unik, memikat penonton melalui akting luar biasa dan momen-momen yang menantang batas pikiran.
Sinopsis Heretic
Cerita Heretic bermula ketika dua misionaris dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, Sister Barnes (Sophie Thatcher) dan Sister Paxton (Chloe East), tiba di rumah Mr. Reed (Hugh Grant) di pedesaan Inggris. Kedua misionaris ini terkunci di rumah Reed setelah salah satu dari mereka tidak sengaja mengunci sepeda mereka ke pagar rumahnya. Reed, dengan pesona misteriusnya, menyambut mereka dengan mengaku bahwa istrinya tengah menyiapkan pai blueberry. Namun, aroma pai ternyata berasal dari lilin aroma, dan ketika kedua misionaris menyadari pintu rumah telah terkunci dan sinyal ponsel mereka hilang, ketegangan mulai terasa.
Setelah beberapa saat, Reed membawa mereka ke ruang studi di mana ia menyampaikan kuliah panjang yang mengancam tentang keyakinan, sambil meragukan agama mereka dan mengklaim bahwa ia telah menemukan agama sejati. Ia memberi mereka dua pilihan pintu keluar, satu bagi mereka yang masih percaya pada Tuhan dan satu lagi bagi mereka yang tidak. Barnes yang kritis mulai memberontak, namun mereka tetap memilih “pintu keyakinan” untuk membuktikan iman mereka.
Di dalam ruang bawah tanah yang menyerupai penjara, Reed memperkenalkan mereka kepada sosok bernama “The Prophet,” seorang wanita tua yang tampak lusuh. Reed mengklaim bahwa mereka akan menyaksikan mukjizat ketika The Prophet memakan pai beracun dan meninggal, hanya untuk hidup kembali. Ketika keajaiban tampaknya terjadi, Sister Paxton mulai goyah, tetapi Sister Barnes tetap skeptis. Situasi menjadi semakin intens saat Reed mengungkapkan sisi lain dari keyakinannya yang mencengangkan, dengan penafsiran agama yang kelam dan manipulatif yang hanya bertujuan untuk mengendalikan orang lain.
Poin Plus dalam Heretic
Penampilan Hugh Grant yang Mencuri Perhatian
Salah satu elemen terkuat dari Heretic adalah penampilan Hugh Grant sebagai Mr. Reed. Grant, yang biasanya dikenal dengan peran-peran komedi dan romantis, benar-benar mengejutkan dalam peran horor ini. Ia membawa karakter Reed dengan kehadiran yang magnetis dan menakutkan, membuat penonton terkecoh antara terpesona dan merasa tidak nyaman. Dengan cerdas, ia memainkan peran sebagai pria yang terobsesi dengan keyakinan, sambil menyelipkan humor gelap yang memperkuat kesan misterius dan berbahaya dari karakternya.
Atmosfer Horor Psikologis yang Padat
Sutradara Scott Beck dan Bryan Woods berhasil menciptakan suasana horor yang intens tanpa harus mengandalkan efek jump scare atau adegan gore. Heretic membawa penonton masuk ke dalam ketegangan psikologis melalui dialog yang cerdas dan dinamika antara tiga karakter utama. Lokasi terpencil dan suasana rumah tua menambah kesan suram dan isolasi yang efektif, menciptakan latar yang ideal untuk horor yang lebih berpijak pada pemikiran dan keyakinan.
Cerita yang Memancing Pikiran tentang Keyakinan dan Kendali
Heretic menawarkan tema-tema yang provokatif tentang agama, manipulasi, dan keyakinan. Melalui karakter Reed, film ini mengeksplorasi sisi gelap dari keinginan untuk mengendalikan orang lain atas nama agama atau keyakinan. Ini adalah refleksi menarik tentang bagaimana kepercayaan bisa menjadi alat untuk memanipulasi orang, dan bagaimana perbedaan pandangan dapat digunakan untuk menciptakan ketakutan dan ketidakpastian.
Intrik yang Mengalir dan Momen yang Mengejutkan
Alur cerita yang penuh intrik membuat Heretic tetap menarik hingga akhir, dengan berbagai momen mengejutkan yang mengguncang penonton. Beberapa adegan, seperti “pintu keyakinan” yang ditawarkan Reed atau kebangkitan The Prophet, memberikan kesan mendalam dan membuat penonton terus bertanya-tanya tentang niat sebenarnya dari karakter-karakter ini. Film ini menggunakan plot twist yang cukup efektif untuk mempertahankan ketertarikan penonton, terutama saat Sister Paxton mulai menyadari kebohongan Reed dan membangun keberanian untuk melawan.
Poin Minus dalam Heretic
Akhir yang Kurang Memuaskan
Meskipun Heretic berhasil membangun intrik yang kuat, akhir dari film ini terasa agak datar dan tidak sekuat ekspektasi yang sudah dibangun sejak awal. Beberapa penonton mungkin akan merasa bahwa resolusi cerita tidak memberikan dampak yang cukup besar, sehingga meninggalkan kesan yang sedikit antiklimaks.
Pacing yang Tidak Konsisten
Ada beberapa bagian di tengah film yang terasa berjalan lambat, dengan dialog dan monolog yang terlalu panjang. Meskipun hal ini berfungsi untuk membangun suasana, terkadang alur cerita terasa tersendat, membuat beberapa penonton mungkin merasa kurang terhubung dengan cerita utama.
Karakter Pendukung yang Kurang Mendalam
Karakter Sister Barnes dan Sister Paxton, meskipun menarik, terasa kurang mendalam dibandingkan karakter Reed yang sangat menonjol. Dinamika antara kedua misionaris ini cukup menarik, tetapi pengembangan karakter mereka terasa terbatas dan terkadang kurang memberikan dampak emosional yang kuat pada penonton.
Review Heretic: Final Take
Sebagai sebuah film horor psikologis dengan tema keagamaan, Heretic adalah pilihan yang menarik bagi penonton yang mencari sesuatu yang berbeda dari horor biasa. Ridley Scott dan Bryan Woods berhasil menghadirkan film yang menggabungkan ketegangan, humor gelap, dan tema-tema provokatif tentang keyakinan dan manipulasi. Hugh Grant benar-benar mencuri perhatian dalam peran yang berani dan tidak biasa, menambah dimensi yang menakutkan sekaligus menghibur pada karakter Reed.
Di Menonton.id, kami memberikan Heretic rating 3.5 dari 5 bintang. Meskipun akhir filmnya mungkin kurang memuaskan dan karakter pendukungnya kurang kuat, Heretic tetap layak ditonton berkat penampilan Grant yang luar biasa dan atmosfer horor yang efektif. Film ini bukanlah horor yang penuh kejutan atau adegan berdarah, tetapi lebih sebagai eksplorasi psikologis yang mendalam tentang sifat manusia dan keyakinan.
Jika kamu mencari horor yang lebih berbobot secara intelektual dan tidak mengandalkan horor konvensional, Heretic adalah pilihan yang tepat. Meski tidak sempurna, film ini menawarkan pengalaman horor yang memicu pemikiran, meninggalkan kesan bahwa terkadang ketakutan terbesar muncul bukan dari makhluk menyeramkan, tetapi dari keyakinan yang memanipulasi.
Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, YouTube, TikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.