Review Fly Me to the Moon (2024): Bahas Fisika, Kurang Chemistry

Fly Me to the Moon (2024) mengajakmu bernostalgia ke era 1960-an, menyaksikan persaingan panas angkasa luar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Lebih dari pada perlombaan teknologi antar dua negara adikuasa, film ini menyuguhkan kisah cinta unik yang berlatar belakang misi bersejarah pendaratan manusia pertama di bulan, Apollo 11.

Tapi, sebelum kamu menonton, ada baiknya kamu baca dulu review Fly Me to the Moon berikut ini. Dengan begitu, kamu bisa menentukan apakah film ini sesuai dengan selera kamu.

Dibintangi oleh Scarlett Johansson dan Channing Tatum, Fly Me to the Moon mengusung genre komedi romantis dengan sentuhan period drama. Film ini diharapkan bisa membawamu tertawa dan terhanyut dalam kisah cinta mereka di tengah ketegangan perlombaan menuju bulan.

Sinopsis Fly Me to the Moon

fly me to the moon - Menonton.id

Film ini berlatar belakang tahun 1960-an saat perlombaan angkasa luar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sedang memanas. Prestise negara digantungkan tinggi pada misi Apollo 11 yang bertujuan mendaratkan manusia pertama di bulan.

Tokoh utama kita adalah Kelly Jones (diperankan Scarlett Johansson), seorang spesialis pemasaran yang jenius dan blak-blakan. NASA kelimpungan karena citra mereka di mata publik sedang buruk. Alhasil, mereka memutuskan untuk memboyong Kelly agar membantu menggaet kembali minat dan dukungan masyarakat terhadap program Apollo.

Di NASA, Kelly bertemu dengan Cole Davis (diperankan Channing Tatum), direktur peluncuran Apollo 11. Cole adalah pria yang tegas, fokus pada kerja, dan agak kaku dalam hal urusan asmara. Kepribadian Kelly yang berani dan ceplas-ceplos berbeda drastis dengan Cole, yang menimbulkan percikan konflik dan kelucuan tersendiri.

Seiring berjalannya waktu, hubungan kerja mereka berubah menjadi semakin dekat. Namun, tantangan datang ketika pihak Gedung Putih merasa pesimis dengan peluang misi Apollo 11 berhasil. Mereka memerintahkan NASA untuk menyiapkan “pendaratan bulan palsu” sebagai alternatif jika misi sungguhan gagal.

Kelly dan Cole terjebak dalam situasi dilematis. Di satu sisi, mereka ingin misi Apollo 11 berhasil. Namun di sisi lain, mereka juga harus menjalankan perintah dari atas. Mampukah mereka menyeimbangkan tugas negara dengan urusan perasaan?

Poin Plus dalam Fly Me to the Moon

Suasana Era 1960an yang Kental

Film ini berhasil membawa penonton kembali ke era 1960-an dengan desain kostum, setting lokasi, dan musik pengiring yang otentik. Kamu akan dimasukkan ke dalam atmosfer perlombaan angkasa yang penuh dengan semangat dan optimisme.

Humor Ringan yang Menyenangkan

Fly Me to the Moon bukanlah film komedi slapstick yang penuh dengan adegan konyol. Namun, film ini tetap bisa menghibur penonton dengan humor yang ringan dan cerdas. Banyak dialog kocak dan situasi lucu yang muncul dari perbedaan kepribadian Kelly dan Cole.

Poin Minus dalam Fly Me to the Moon

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, Fly Me to the Moon juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan:

Chemistry Kurang Terasa

Salah satu kekurangan Fly Me to the Moon adalah chemistry antara Scarlett Johansson dan Channing Tatum.

Keduanya tampil memikat dalam peran masing-masing. Scarlett Johansson menghibur sebagai Kelly yang cerdas, ambisius, dan tidak takut mengeluarkan ide-ide gila. Sementara itu, Channing Tatum berhasil menampilkan karakter Cole yang serius dan berprinsip dengan sentuhan humor yang pas.

Tapi, keduanya kurang terasa nyambung dan tidak terasa sebagai pasangan.

Plot yang Terlalu Dipaksakan

Salah satu kelemahan terbesar film ini adalah plotnya yang terasa dipaksakan. Ide tentang NASA yang mempertimbangkan untuk memalsukan pendaratan bulan dirasa kurang masuk akal dan mengurangi keseriusan film. Mungkin cerita akan lebih menarik jika berfokus pada usaha Kelly membangkitkan semangat masyarakat Amerika untuk misi Apollo 11 tanpa harus menambahkan elemen konspirasi pendaratan bulan palsu.

Kritik Sosial yang Terkesan Gimmick

Film ini juga berusaha menyisipkan kritik sosial terhadap perlombaan senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa itu. Namun, sayangnya kritik sosial ini terasa seperti gimmick dan kurang dieksplorasi secara mendalam. Alhasil, pesan yang ingin disampaikan menjadi kurang mengena dan terkesan dipaksakan.

Durasi Film yang Terlalu Panjang 

Dengan durasi satu setengah jam, Fly Me to the Moon, seharusnya film ini tidak akan terasa terlalu lama. Tapi ritme film agak lambat di beberapa adegan, terutama di pertengahan cerita.

Review Fly Me to the Moon: Final Take

Dengan nilai 2.5 dari 5 bintangFly Me to the Moon adalah film komedi romantis yang cukup menghibur. Film ini cocok buat kamu yang ingin bernostalgia dengan era 1960-an dan menyaksikan Scarlett Johansson dan Channing Tatum. Namun, plot yang dipaksakan dan durasi film yang terlalu panjang menjadi kelemahan utama film ini.

Jadi, perlukah kamu menonton Fly Me to the Moon?

Kalau kamu pencari film komedi romantis ringan dengan sentuhan sejarah dan tertarik dengan akting dua bintang Hollywood ini, Fly Me to the Moon bisa jadi pilihan. Namun, kalau kamu mencari film dengan plot yang kuat dan pesan yang mendalam, mungkin kamu perlu mencari film lain.

Pada akhirnya, Fly Me to the Moon adalah film yang menyenangkan untuk ditonton secara tidak serius. Film ini mungkin tidak akan terlalu lama menempel di pikiranmu, tetapi tetap bisa memberikan sedikit hiburan dan tawa saat kamu menontonnya.


Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti TwitterInstagramFacebook, YouTube,TikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.

Exit mobile version