Hi teman menonton! Kali ini kita akan bahas review Miller’s Girl (2024).
Baru-baru ini, dunia perfilman kembali diramaikan dengan rilisnya Miller’s Girl, film yang telah lama ditunggu-tunggu sejak diumumkannya tahun lalu.
Bagi penggemar film drama psikologis dengan bumbu thriller, judul Miller’s Girl mungkin menarik perhatianmu.
Film garapan sutradara Jade Halley Bartlett ini dibintangi oleh aktor kawakan Martin Freeman dan aktris muda berbakat, Jenna Ortega.
Dalam ulasan kali ini, aku akan membahas Miller’s Girl, sebuah film yang menggali kisah kompleks antara seorang professor dan mahasiswinya, yang terjalin dalam sebuah plot yang penuh intrik dan emosi.
Jadi, apakah film ini berhasil memenuhi ekspektasi sebagai sebuah karya yang mendalam dan menarik?
Sinopsis Miller’s Girl (2024)
Kisahnya berpusat pada hubungan yang tak biasa antara seorang guru sastra bernama Jonathan Miller (Martin Freeman) dan muridnya, Cairo Sweet (Jenna Ortega).
Sekilas, hubungan mereka tampak seperti biasanya di sekolah. Jonathan, seorang penulis terkenal yang kini mengalami writer’s block.
Istrinya adalah penulis yang lebih sukses dari dirinya.
Ia kemudian mendorong Cairo untuk mengembangkan bakat menulisnya.
Cairo, remaja berusia 18 tahun yang penuh keingintahuan dan haus akan pengalaman baru, menyambut tantangan itu dengan semangat.
Namun, semakin dalam mereka menyelami proses kreatif menulis, semakin kabur juga batas antara guru dan murid.
Tugas-tugas menulis Cairo berisi unsur-unsur yang liar dan penuh hasrat, mencerminkan kegelisahan remaja dan obsesinya terhadap Jonathan.
Di sisi lain, Jonathan seperti terjebak dalam pesona anak didiknya.
Batasan profesionalisme mulai pudar, membuka pintu menuju hubungan terlarang dan berbahaya.
Poin Plus dalam Miller’s Girl
1. Akting Jenna Ortega yang Memukau
Meskipun berperan sebagai murid SMA, Jenna Ortega berhasil menampilkan kedalaman karakter Cairo dengan sangat baik.
Ia menghidupkan keingintahuan remaja yang sedang mencari jati diri, kehausan akan perhatian, dan kebingungan saat dihadapkan dengan perasaan yang belum dimengerti.
Eksplorasi emosi Cairo yang liar dan rentan ditampilkan secara percaya oleh Jenna, membuat penonton terlibat dalam pergulatan batin perempuan muda tersebut.
2. Premis yang Mengundang Rasa Penasaran
Hubungan terlarang antara guru dan murid merupakan premis yang selalu menarik perhatian penonton.
Miller’s Girl mencoba mengungkap kompleksitas hubungan ini dari kedua sisi pandang.
Kita akan diajak untuk memahami motivasi dan kegelapan yang mungkin tersembunyi di balik peran seorang guru yang seharusnya menjadi panutan.
Poin Minus dalam Miller’s Girl
1. Karakter yang Dangkal
Sayangnya, potensi yang dimiliki premis film ini tidak dimaksimalkan dengan baik.
Film lebih berfokus pada adegan-adegan berbau sensualitas daripada mengeduk lebih dalam psikologis para karakter.
Kita hanya diperlihatkan permukaan dari perasaan mereka tanpa benar-benar diajak untuk menyelami konflik batin yang dihadapi.
Akibatnya, hubungan antara Jonathan dan Cairo terasa datar dan kurang menggiurkan.
2. Glorifikasi Hubungan yang Tidak Sehat
Alih-alih memberikan kritikan sosial terhadap bahaya hubungan guru-murid, Miller’s Girl justru terkesan melegitimasi hubungan tersebut.
Film ini banyak menggambarkan adegan mesra antara Jonathan dan Cairo tanpa memberikan konsekuensi yang jelas atas perbuatan mereka.
Hal ini bisa dianggap sebagai bentuk glorifikasi terhadap hubungan yang tidak sehat dan berpotensi menjebak korban.
Bagi sebagian penonton, film ini mungkin dirasakan tidak nyaman dan cenderung mengganggu.
3. Cerita yang Antiklimaks
Setelah menonton sejumlah adegan pendekatan antara Jonathan dan Cairo, kamu mungkin sudah bisa menebak arah cerita film ini.
Kurangnya pengembangan plot membuat film terasa datar dan mudah dibaca.
Klimaks pun datang dengan anti-klimaks, meninggalkan penonton dengan kekecewaan dan perasaan bingung.
Banyak pertanyaan yang muncul tanpa dijawab, membuat ending film terasa menggantung dan tidak puas.
Review Miller’s Girl: Final Take
Miller’s Girl mendapat nilai 2 out of 5 stars.
Film ini memiliki potensi menjadi sebuah drama psikologis yang menggemparkan dengan premis hubungan terlarang antara guru dan murid.
Namun sayangnya, eksplorasi karakter yang dangkal dan kurang mendalamnya pengembangan cerita membuat film ini gagal mengena sasaran.
Film Miller’s Girl cocok buat kamu yang:
- Penasaran dengan akting Jenna Ortega
- Ingin menonton film dengan premis hubungan terlarang guru-murid (tapi perlu diingat film ini tidak memberikan kritik sosial yang kuat)
Film Miller’s Girl kurang cocok buat kamu yang:
- Mencari film drama psikologis dengan eksplorasi karakter yang dalam
- Menyukai film dengan plot yang berliku-liku dan penuh kejutan
- Tidak nyaman dengan adegan mesra dan hubungan yang tidak sehat antara guru dan murid
Kesimpulannya, Miller’s Girl adalah film yang agak mengecewakan.
Meskipun memiliki kelebihan dari segi akting dan premis cerita, film ini terlalu berfokus pada permukaan daripada mengungkap kompleksitas hubungan antara guru dan murid.
Jika kamu mencari film drama psikologis yang menggugah pikiran, ada baiknya melewatkan film ini dan mencari pilihan lain.
Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, YouTube,TikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.