Home Review

Review The Godfather Part II (1974): Makin Sempurna!

Bagi kamu penggemar film mafia yang legendaris, The Godfather (1972) pasti meninggalkan kesan mendalam. Kisah Don Vito Corleone, yang diperankan dengan brilian oleh Marlon Brando, dan keluarga mafia Corleone membuat kita ternganga dan merenung.

Nah, kabar gembira bagi kamu yang belum bisa move on dari dunia Corleone! Francis Ford Coppola, sang sutradara jenius, kembali hadir pada tahun 1974 dengan The Godfather Part II.

Film ini bukan sekedar sekuel biasa, melainkan sebuah mahakarya sinematik yang berani mendobrak tradisi film sekuel. Penasaran kayak gimana? Ikutin terus kisahnya, ya!

Sinopsis The Godfather Part II

The Godfather Part II membawa kita berpetualang ke dua masa yang berbeda, menjalin kisah Vito Corleone muda dan Michael Corleone dewasa.

Kisah Vito Corleone

the godfather part ii - Menonton.id(2)

Pada tahun 1901 di Corleone, Sisilia, Vito Andolini yang masih berusia 9 tahun harus menyaksikan kekejaman Don Ciccio, pemimpin mafia setempat. Don Ciccio membunuh seluruh keluarga Vito karena ayahnya, Antonio, menolak membayar upeti. Vito yang berhasil lolos kemudian kabur ke New York City dan tercatat dengan nama “Vito Corleone” saat kedatangannya.

Maju ke tahun 1917, Vito kini tinggal di Little Italy bersama istri tercinta, Carmela, dan putra mereka yang masih bayi, Sonny. Vito terpaksa kehilangan pekerjaan sebagai pegawai toko kelontong akibat ulah Don Fanucci, rentenir kejam yang kerap memeras warga setempat.

Tak lama kemudian, tetangga Vito, Peter Clemenza, meminta bantuan Vito untuk menyembunyikan sekantong senjata. Sebagai balasan, Clemenza mengajak Vito ikut serta dalam aksinya mencuri permadani, yang kemudian diberikan kepada Carmela.

Keluarga Corleone bertambah dengan kehadiran dua anak laki-laki lagi, Fredo dan Michael. Vito bersama Clemenza dan rekan barunya, Salvatore Tessio, mencari nafkah dengan mencuri gaun dan menjualnya secara langsung. Usaha mereka ini menarik perhatian Fanucci yang kemudian mencoba memeras mereka dengan ancaman melaporkan operasi ilegal tersebut ke polisi.

Vito, dengan keyakinannya yang teguh, berkata ia bisa membuat Fanucci menerima tawaran yang lebih rendah dari $600 yang ia minta. “Aku akan memberinya penawaran yang tidak bisa ia tolak,” ujar Vito. Meski ragu, Clemenza dan Tessio setuju dengan rencana Vito.

Vito kemudian bertemu dengan Fanucci di sebuah restoran saat orang-orang di luar sedang merayakan festival San Rocco. Vito hanya memberikan $100 pada Fanucci. Meski kesal, Fanucci justru terkesan dengan Vito dan mengajaknya bekerja untuknya.

Namun, Vito memiliki rencana lain. Ia menembak mati Fanucci di dekat pintu masuk apartemen Fanucci saat suara kembang api festival menutupi suara tembakan tersebut. Vito mengambil kembali uang $100 miliknya dan membuang pistol yang digunakannya.

Pada tahun 1922, Vito beserta keluarga melakukan perjalanan ke Sisilia untuk membangun usaha impor minyak zaitun dari Corleone ke Little Italy. Vito dan rekan bisnisnya, Don Tommasino, mengunjungi Don Ciccio, berpura-pura meminta restu untuk memulai usaha mereka.

Don Ciccio yang sudah tua dan mengalami gangguan pendengaran serta penglihatan, tidak mengenali Vito yang sudah dewasa. Saat Ciccio meminta Vito mendekat agar bisa mendengarnya, Vito justru membalas dendam atas kematian keluarganya dengan menusuk perut Ciccio hingga tewas. Para pengawal Ciccio melepaskan tembakan ke arah Vito dan Tommasino saat mereka melarikan diri, melukai Tommasino dan membuatnya lumpuh seumur hidup.

Kisah Michael Corleone

Beralih ke tahun 1958, saat perayaan Komuni Pertama anaknya di Danau Tahoe, Michael yang kini menjadi Don keluarga Corleone, tengah disibukkan dengan berbagai pertemuan. Frank Pentangeli, salah satu caporegime Corleone, merasa kecewa karena Michael menolak membantu mempertahankan wilayahnya di Bronx dari Rosato bersaudara, anak buah Hyman Roth, bos mafia Yahudi sekaligus rekan bisnis lama keluarga Corleone.

Di sisi lain, Senator Pat Geary, politikus yang menyimpan kebencian terhadap orang Italia, menuntut suap dari Michael sebagai imbalan kemudahan izin perjudian kasino. Michael menolak dan malah balik menantang Geary untuk membayar sendiri izin tersebut.

Malam harinya, terjadi usaha pembunuhan terhadap Michael di rumahnya. Hal ini mendorong Michael untuk segera pergi meninggalkan tempat itu setelah bercerita kepada Tom Hagen, penasihatnya, bahwa ia mencurigai adanya penghianat di dalam keluarga.

Michael curiga bahwa Roth yang merencanakan pembunuhan tersebut, namun ia justru berpura-pura menuduh Pentangeli kepada Roth. Di New York City, atas perintah Michael, Pentangeli bertemu dengan Rosato bersaudara di sebuah bar untuk berdamai. Rosato bersaudara mencoba mencekik Pentangeli, namun mereka terpaksa kabur saat seorang polisi masuk ke bar tersebut.

Tom kemudian pergi ke sebuah rumah bordil di Carson City untuk menemui Geary yang baru saja bangun dalam keadaan bingung dan ketakutan di samping mayat seorang pelacur berlumuran darah. Tom, yang sama-sama berdarah Irlandia-Amerika dengan Geary, meyakinkan Geary bahwa Fredo yang menjalankan rumah tersebut dan situasinya akan ditangani dengan baik sebagai balasan atas persahabatan Geary dengan keluarga Corleone.

Di Havana, Michael yang terlihat sakit-sakitan, bersama Roth dan beberapa rekanan bisnis lainnya, tengah berdiskusi mengenai prospek bisnis mereka di Kuba di bawah pemerintahan Fulgencio Batista. Michael mulai enggan melanjutkan bisnis mereka di Kuba mengingat situasi Revolusi Kuba yang sedang memanas.

Pada malam Tahun Baru, Fredo berpura-pura tidak mengenal Johnny Ola, tangan kanan Roth. Namun, belakangan Fredo keceplosan dan mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya saling kenal. Hal ini membuat Michael sadar bahwa Fredo-lah penghianatnya. Michael memerintahkan pembunuhan terhadap Ola dan Roth. Pembunuh bayaran Michael berhasil mencekik Ola, namun ia sendiri terbunuh oleh tentara Kuba saat berusaha mencekik Roth. Batista mengundurkan diri dan melarikan diri dari Kuba karena desakan pemberontak. Dalam kekacauan tersebut, Michael, Fredo, dan Roth berhasil kabur dari Kuba dengan cara terpisah.

Sekembalinya ke Amerika, Michael mendapat kabar bahwa istrinya, Kay, mengalami keguguran. Di Washington D.C.,komite Senat yang bertugas menyelidiki kejahatan terorganisir tengah menginvestigasi keluarga Corleone. Namun, Senator Geary dengan tegas membela mereka. Pentangeli setuju untuk bersaksi melawan Michael, yang ia yakini telah mengkhianatinya dengan menyerahkannya pada Rosato bersaudara. Pentangeli kemudian dimasukkan ke dalam program perlindungan saksi.

Saat kembali ke Nevada, Fredo mengaku kepada Michael bahwa Ola menawarkannya posisi penting dan ia tidak menyadari rencana pembunuhan yang direncanakan Roth. Michael murka namun ia memerintahkan agar Fredo tidak dilukai selama ibunya masih hidup. Michael kemudian memanggil saudara laki-laki Pentangeli dari Sisilia. Melihat saudaranya tersebut di ruang sidang, Pentangeli menarik kembali kesaksiannya yang memberatkan Michael terkait kejahatan terorganisir. Ruang sidang pun menjadi riuh rendah.

Kay kemudian memberitahu Michael bahwa sebenarnya ia sengaja menggugurkan kandungannya, bukan mengalami keguguran. Kay berniat meninggalkan Michael dan membawa anak-anak mereka. Marah besar, Michael menampar Kay, mengusirnya dari keluarga, dan mengambil hak asuh penuh atas anak-anak mereka.

Beberapa waktu kemudian, Carmela meninggal dunia. Michael bergegas untuk menyelesaikan urusan yang tertunda. Di pemakaman, ia memeluk Fredo, namun dengan tatapan tajam ke arah Al Neri, algojo keluarga Corleone. Kay mengunjungi anak-anaknya. Saat ia hendak berpamitan, Michael datang dan menutup pintu di depan Kay.

Roth kembali ke Amerika Serikat setelah ditolak permohonan suaka di Israel. Rocco Lampone, caporegime Corleone,membunuh Roth saat wawancara di bandara dan tertembak saat melarikan diri. Di tempat persembunyian Pentangeli, Hagen datang berkunjung. Mereka berdua berdiskusi tentang para pemberontak yang gagal membunuh kaisar Romawi,yang rela bunuh diri demi menyelamatkan keluarga mereka. Tak lama kemudian, Pentangeli ditemukan tewas di bak mandi akibat bunuh diri dengan cara menggorok pergelangan tangannya.

Di kediaman keluarga, Michael memanggil Anthony, anaknya, agar tidak ikut bergabung dengan Fredo dan Neri untuk pergi memancing di danau. Saat Neri menembak Fredo, suara tembakan tersebut terdengar hingga ke kediaman tempat Michael berada dan tengah merenung.

Film kemudian beralih ke kilas balik ke pesta ulang tahun ke-50 Vito pada tanggal 7 Desember 1941, bertepatan dengan hari ketika Jepang membombardir Pearl Harbor. Saat keluarga menunggu untuk memberi kejutan kepada Vito, Michael mengumumkan bahwa ia keluar dari kuliah dan bergabung dengan Marinir, membuat Sonny marah dan Hagen terkejut. Di antara anggota keluarga, hanya Fredo yang mendukung keputusan Michael. Film ditutup dengan suara Vito yang membuka pintu dan semua orang meninggalkan ruangan untuk menyambutnya, sementara Michael duduk sendirian.

Di masa kini, Michael terlihat duduk sendirian di kediaman keluarga, menatap ke arah danau.

Poin Plus dalam The Godfather Part II

Ada banyak alasan kenapa The Godfather Part II layak disebut sebagai film gangster terbaik sepanjang masa. Berikut ini beberapa hal yang membuat film ini begitu spesial:

Akting yang Luar Biasa

Para aktor dalam The Godfather Part II tampil luar biasa. Al Pacino berhasil memerankan sosok Michael Corleone yang dingin dan penuh perhitungan dengan sempurna. Robert De Niro, dengan logat Sisiliannya yang kental, membuat kita takjub dengan transformasinya menjadi Vito Corleone muda yang penuh ambisi. Tak ketinggalan, para pemain pendukung seperti Robert Duvall, Diane Keaton, dan Talia Shire, juga memberikan penampilan yang memukau.

Cerita yang Kompleks dan Menarik

The Godfather Part II tidak hanya berfokus pada aksi tembak-menembak dan perebutan kekuasaan. Film ini mengisahkan perjalanan hidup para karakternya secara mendalam. Kita bisa melihat bagaimana pengalaman masa lalu membentuk kepribadian mereka dan mempengaruhi pilihan yang mereka buat.

Sinematografi yang Indah

Gaya sinematografi yang digunakan dalam The Godfather Part II sangat memukau. Penggunaan cahaya dan bayangan yang tepat menciptakan suasana yang tegang dan misterius. Adegan-adegan ikonik seperti kepala kuda berlumuran darah di dalam kamar tidur dan baptisan Michael yang diselingi dengan adegan pembunuhan para musuh membuat penonton merinding dan sulit dilupakan.

Soundtrack yang Mengesankan

Jangan lewatkan soundtrack The Godfather Part II ciptaan Nino Rota. Musik dengan tempo pelan dan instrumentasi biola membuat suasana film semakin dramatis dan tegang. Soundtrack ini sudah menjadi legenda dan sering dijadikan referensi dalam film-film bergenre gangster lainnya.

Poin Minus dalam The Godfather Part II

Jujur saja, The Godfather 2 hampir tidak memiliki kekurangan. Namun, jika harus dicari kelemahannya, mungkin durasi film ini yang hampir 3 jam bisa terasa sedikit panjang bagi beberapa penonton. Namun, bagi penikmat film drama dan cerita yang berkembang perlahan, durasi ini justru membuat mereka bisa lebih dalam menyelami dunia keluarga Corleone.

Review The Godfather Part II: Final Take

Sebagai pecinta film selama 15 tahun, saya bisa jamin The Godfather Part II adalah film wajib tonton. Film ini bukan sekedar sekuel, tetapi evolusi yang mencengangkan dari film pertamanya. Rating sempurna 5/5 bintang pantas diberikan untuk film ini.

Akting yang memukau, naskah yang cerdas, sinematografi yang indah, dan soundtrack yang legendaris, The Godfather Part II berhasil membawa penonton masuk ke dunia penuh kekuasaan, kesetiaan, dan pengkhianatan keluarga Corleone. Meskipun berdurasi panjang, film ini tetap menarik dan menghibur dari awal hingga akhir.

Tertarik untuk menyaksikan kisah keluarga Corleone yang penuh liku ini? The Godfather Part II mudah ditemukan di platform streaming film online dan juga tersedia dalam format DVD dan Blu-ray. Jadi, siapkan camilan favoritmu, matikan lampu, dan siap-siap terhanyut dalam kisah legendaris keluarga mafia paling ikonik dalam sejarah perfilman!


Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti TwitterInstagramFacebookYouTubeTikTok, dan Google News untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.

The Godfather Part II

Director: Francis Ford Coppola

Date Created: 1970-01-01 00:32

Peringkat Editor:
5
Exit mobile version