Review Rebecca: Remake Film Misteri Masterpiece yang Tidak Perlu

Review Rebecca (2020) | Sutradara: Ben Wheatley Pemain: Lily James, Armie Hammer, Kristin Scott Thomas, Keeley Hawes Negara: Inggris Durasi: 121 menit Studio: Netflix

***

Memang mencari masalah ketika seorang sutradara mencoba membuat ulang sebuah film masterpiece karya Alfred Hitchcock. Tidak banyak film karya Hitchcock yang dibuat ulang dan sukses. Apalagi, Rebecca ini merupakan satu-satunya film Hitchcock yang berhasil memenangkan Best Picture Piala Oscar.

Alhasil, film ini menjadi sebuah film yang tidak lama akan dilupakan orang. Gagal lebih baik dari pada film aslinya. Selain juga gagal lebih baik dari pada film bergenre sama lainnya.

Menjadikannya sebuah film remake yang tidak perlu.

Sinopsis Rebecca

Sinopsis Rebecca ini berkisah tentang seorang perempuan muda (Lily James) yang bertemu dengan seorang duda kaya raya di Monte Carlo bernama Maxim de Winter (Armie Hammer). Setelah menghabiskan waktu bersama di sana, mereka sepakat untuk menikah. Setelah menikah dan berbulan madu, mereka pun pulang ke tempat sang suaminya di Manderley.

Di sana ia bertemu dengan Mrs Danvers (Kristin Scott Thomas), seorang pelayan rumah tangga yang sebelumnya sangat dekat dengan Mrs de Winter, Rebecca, yang merupakan istri pertama dari Maxim. Rebecca sendiri meninggal karena kecelakaan di perahu sekitar satu tahun sebelum Maxim dan Mrs de Winter baru bertemu.

Mrs Danvers mencoba untuk membuat kehidupan Mrs de Winter baru tidak nyaman secara psikologis. Mrs Danvers menyebut bahwa sang istri baru ini tidak akan bisa mempertahankan kecantikan dan pesonanya dari Rebecca.

Ketika Mrs de Winter baru mencoba untuk mengubah sesuatu di Manderley yang kini menjadi rumahnya, Mrs Danvers akan menggambarkan jika Rebecca pasti menginginkan hal yang berbeda. Karena hal inilah yang ia merasa terisolasi di rumah barunya.

Dari sana, Rebecca selalu menghantui setiap langkah dan hubungannya.

Review Rebecca: tidak sebaik film orisinalnya, walau tetap memberikan ketegangan

rebecca - 2020 - trailer

Rebecca (2020) disebut-sebut lebih setia pada novelnya dibandingkan dengan Rebecca (1940). Tapi tetap saja film ini tidak lebih baik dari film orisinalnya.

Walau begitu, bukan berarti review Rebecca sangat buruk sehingga tidak perlu ditonton. Paling tidak, film ini tidak membuat kita merasa sudah membuang-buang waktu setelah menontonnya.

Kekurangan film ini hanya dalam segi ia tidak lebih baik dari pendahulunya, dan sedikit lebih buruk dibandingkan rata-rata film dengan genre serupa. Film ini tetap menegangkan, mengesalkan, memainkan beragam emosi para penontonnya. Layaknya film-film Ben Wheatley lainnya.

Beberapa poin plus dari film ini adalah production design yang sangat memanjakan mata, sinematografi yang cukup menangkan esensi keindahan sekaligus kengerian, dan desain kostum para karakter di dalamnya.

Ketiga pemeran karakter utama dalam film ini, Lily James, Armie Hammer, dan Kristin Scott Thomas, tampak timpang mengisi penampilan masing-masing. Lily James bisa dengan baik mengikat film secara keseluruhan, walau chemistry antara ia dan Armie Hammer cenderung off. Armie Hammer sendiri seakan tidak mendalami peran dengan sangat baik, kecuali mengandalkan kegantengannya.

Justru penampilan Kristin Scott Thomas yang berhasil memberikan warna berarti dalam film ini. Ia mencuri perhatian di setiap adegannya, melampaui penampilan para pemain lainnya.

Rebecca karya Hitchcock sendiri padahal disebut-sebut kurang disukai oleh sang sutradara sendiri. Ketika itu, ia lebih mengikuti kemauan sang produser David O. Selznick, mengingat ini adalah film Hollywood pertama sang sutradara asal Inggris tersebut.

Film tersebut tidak semenyeramkan, semenegangkan, tidak memiliki banyak misteri seperti yang diinginkan oleh Alfred Hitchcock. Berbeda dengan film Hitchcock lainnya seperti Shadow of a Doubt (1943), Notorious (1946), Rear Window (1954), Vertigo (1958), North by Northwest (1959), atau Psycho (1960) yang memang sesuai dengan visinya.

Melihat kenyataan tersebut, film ini gagal dua kali untuk paling tidak berdiri sejajar dengan film orisinalnya. Membuat kita bertanya-tanya: apa perlu masterpiece ini dibuat ulang?

Jawabannya: tidak perlu.

***

Selain review Rebecca, baca juga beragam review film lainnya hanya di menonton.id. Ikuti juga Twitter, Instagram, dan Facebook menonton.id untuk mendapatkan informasi terbaru seputar dunia film.

Exit mobile version