Ava DuVernay dan mantan quarterback NFL Colin Kaepernick akan membuat sebuah serial terbatas Colin in Black & White. Serial ini merupakan enam bagian series yang nantinya akan diproduksi oleh Netflix.
Mantan quarterback San Francisco 49ers yang vokal ini akan bekolaborasi dalam serial bernaskah yang dibuat oleh sutradara When They See Us. Series ini nantinya akan menceritakan tentang kehidupan remaja Kaepernick, dan kesuksesan awal di masa mudanya dalam American football, bola basket, dan juga baseball di Turlock, California.
Michael Starrbury menyelesaikan naskah untuk limited series ini bulan lalu. Kabarnya juga akan mendalami bagaimana keadaan dan pengaruh sosial juga budaya membentuk pemikiran Kaepernick muda. Juga tentang bagaimana ia diadopsi dan tumbuh di tengah keluarga kulit putih.
Kaepernick sendiri sudah dijauhi oleh NFL (Asosiasi Football Amerika Serikat) sejak 2016 lalu. Hal ini terjadi karena Kaepernick memilih untuk berlutut ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat dikumandangkan.
Kaepernick melakukan ini sebagai bentuk protes dari kebrutalan polisi dalam menegakkan hukum, terutama pada masyarakat kulit hitam.
Ia akan menarasikan sekaligus menjadi produser eksekutif Colin in Black & White sambil juga mempersiapkan memoar-nya yang akan dipublikasikan sendiri.
Memprotes lagu kebangsaan dengan berlutut
Sejak Agustus 2016, beberapa atlet Amerika Serikat melakukan protes akan kebrutalan polisi dan rasisme. Aksi ini dilakukan dengan berlutut saat lagu kebangsaan dikumandangkan.
Beberapa pengamat menilai bahwa bentuk protes ini menunjukkan motivasi politik dan juga patriotik. Juga memuji kepedulian sosial para atlet.
Tapi tidak sedikit juga yang menilai bahwa hal ini telah merendahkan dan tidak menghormati jasa para pejuang Amerika Serikat.
Aksi ini dimulai sejak Colin Kaepernick menolak untuk berdiri bersama rekan timnya saat lagu kebangsaan berkumandang sebelum pertandingan. Hal ini ia lakukan untuk memprotes kebrutalan kepolisian dalam menegakkan hukum, terutama pada masyarakat kulit hitam.
Selama musim tersebut, aksi protes ini juga kemudian diikuti oleh banyak atlet lain. Di bulan September 2017, lebih dari 200 atlet NFL duduk atau berlutut saat President Trump memerintahkan pemilik klub untuk memecat para pemain yang melakukan aksi ini.
Aksi ini kemudian menjadi sebuah gerakan baru untuk mendukung kesetaraan perlakuan hukum masyarakat AS. Gerakan ini juga mendapat dukungan dan dilakukan banyak atlet lain di luar NFL, bahkan hingga di luas Amerika Serikat.
Sumber:Â Deadline
***
Dapatkan informasi menarik lain soal film dan TV series hanya di menonton.id.