Martin Scorsese Masukkan Lewat Djam Malam dalam Koleksi WCP No. 3

-

Martin Scorsese memasukkan Lewat Djam Malam (1954) ke dalam seri World Cinema Project edisi ketiga yang akan dirilis oleh Criterion Collection. Hal ini menjadikan film klasik Indonesia ini tersedia untuk ditonton di rumah di Amerika Serikat dan Kanada.

Criterion Collection sendiri merupakan sebuah label video rumah (home video) Amerika Serikat yang cukup ternama di kalangan pecinta film. Karena, biasanya mereka merilis film-film klasik dan kontemporer berkualitas dari seluruh dunia; seperti Lewat Djam Malam.

Film ini akan dirilis kembali dalam format Blu-ray selain juga akan tersedia secara streaming.

Lewat Djam Malam atau After the Curfew merupakan sebuah psychological drama yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Nama Usmar Ismail sendiri dikenal sebagai salah satu pionir dunia perfilman Indonesia.

Selain nama besar Usmar Ismail, film ini juga dikenal karena ditulis oleh penyair dan penulis legendaris Indonesia, Asrul Sani. Di dalamnya, Lewat Djam Malam berkisah tentang Iskandar, seorang veteran tentara yang kesulitan untuk kembali ke kehidupan sipil di masa setelah kolonial.

Ia kemudian lari dari kejaran pihak berwajib di Bandung, yang ketika itu memiliki jam malam. Ia lari setelah melakukan aksi melawan mantan pemimpinnya yang korup.

Di dalam World Cinema Project edisi ketiga ini juga berisi beberapa judul film lain dari belahan dunia. Selain Lewat Djam Malam, terdapat juga judul lain seperti drama Meksiko Two Monks (Dos Monjes, 1934), drama Perancis-Oh, Sun (Soleil Ô, 1970), drama kriminal Brazil Pixote (1981), dan juga drama Iran Downpour (1972).

Walau dijadwalkan rilis bulan September, koleksi boks Blu-ray/DVD ini sendiri sudah bisa dipesan di situs Criterion dengan harga US$99.96 atau sekitar 1,4 juta Rupiah saja.

Mengupayakan restorasi Lewat Djam Malam hingga ke Italia

Film hitam putih Indonesia ini sebelumnya terkunci di arsip Sinematek Indonesia hingga tahun 2012. Lembaga non-profit ini juga memiliki 3000 judul film klasik Indonesia lain yang menunggu untuk direstorasi.

Ketika biaya perawatan dihentikan di tahun 2001, institusi ini kesulitan untuk menjaga kualitas seluloid, menjadikan banyaknya film yang rusak. Di tahun 2010, Konfiden Foundation dan Kineforum mulai melakukan restorasi film. Restorasi ini memakan biaya hingga 200 ribu Dolar Singapura, atau lebih dari 1 milyar Rupiah.

Restorasi ini memakan waktu hingga satu setengah tahun yang dilakukan oleh L’Immagine Ritrovata di Italia. Ketika itu, Direktur L’Immagine, Davide Pozzi, menyebut bahwa film ini dalam kondisi baik tapi berjamur.

Setelah direstorasi, film ini dirilis ulang pertama kali oleh National Museum of Singapore (NMS) di bulan Maret 2012. Selanjutnya, Lewat Djam Malam juga dipertunjukkan di Festival Film Cannes 2012 sebagai bagian dari film World Classic Cinema. Film ini dirilis di bioskop Indonesia Juni 2012 dan juga di Festival Film London 2012 di bulan Oktober.

Ketika dirilis di tahun 1954, film ini mendapat 8 nominasi Festival Film Indonesia dan berhasil memenangkan 5 di antaranya. Usmar Ismail juga mendapatkan nominasi Best Director Festival Film Asia dari film ini.

Sumber: Criterion Collection

***

Informasi lain seputar dunia film dan entertainment bisa ditemukan di menonton.id.

Ryan Achadiat
Ryan Achadiat
Ryan sempat jadi editor dan penulis majalah film bulanan dan wartawan. Sebelum banting setir jadi SEO & Content Manager perusahaan startup.

Artikel Lainnya

Terpopuler

Lainnya dari Penulis