Brazil adalah salah satu negara dengan industri film yang cukup berkembang di Amerika Latin.
Sejak awal abad ke-20, Brazil telah menghasilkan berbagai jenis film, mulai dari drama, komedi, thriller, horor, hingga dokumenter.
Film-film Brazil juga sering mendapatkan penghargaan dan pujian di berbagai festival film internasional, seperti Cannes, Berlin, dan Oscar.
Film Brazil memiliki ciri khas yang menarik, yaitu menggabungkan unsur-unsur budaya, sosial, politik, dan sejarah Brazil dengan gaya bercerita yang kreatif, realistis, dan kadang-kadang fantastis.
Film Brazil juga tidak jarang mengkritik kondisi masyarakat dan pemerintahan Brazil dengan cara yang cerdas dan menyindir.
Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang film Brazil dan menikmati karya-karya terbaiknya, berikut adalah 10 film Brazil terbaik yang wajib kamu tonton.
Daftar Film Brazil Terbaik yang Mendunia
Central Station (1998)
Central Station adalah film yang disutradarai oleh Walter Salles, salah satu sutradara terkenal Brazil.
Film ini berkisah tentang Dora (Fernanda Montenegro), seorang wanita tua yang bekerja sebagai penulis surat di stasiun kereta api Rio de Janeiro.
Suatu hari, ia bertemu dengan Josué (Vinícius de Oliveira), seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun yang ibunya baru saja meninggal karena ditabrak mobil.
Dora awalnya berniat menjual Josué kepada sebuah organisasi ilegal yang mengambil organ anak-anak, tetapi kemudian ia merasa bersalah dan memutuskan untuk membantu Josué mencari ayahnya yang tidak pernah ia kenal.
Film ini adalah sebuah road movie yang menggambarkan perjalanan Dora dan Josué melintasi Brazil dengan berbagai rintangan dan pertemuan yang mereka alami.
Drama ini juga mengeksplorasi tema-tema seperti persahabatan, keluarga, kesepian, dan harapan.
Film ini mendapatkan nominasi Oscar untuk dua kategori, yaitu Aktris Terbaik dan Film Berbahasa Asing Terbaik.
City of God (2002)
City of God adalah film yang diadaptasi dari novel semi-autobiografi karya Paulo Lins.
Film ini mengisahkan kehidupan anak-anak di sebuah favela (permukiman kumuh) di Rio de Janeiro yang bernama City of God.
Langsung mendapat sambutan meriah saat dirilis, film ini mengikuti dua tokoh utama, yaitu Buscapé (Alexandre Rodrigues), seorang anak yang bercita-cita menjadi fotografer, dan Zé Pequeno (Leandro Firmino), seorang anak yang menjadi bos narkoba.
Di dalamnya menampilkan adegan-adegan kekerasan, kemiskinan, dan korupsi yang terjadi di City of God dengan cara yang brutal dan jujur.
Film ini juga menggunakan teknik sinematografi yang dinamis dan editing yang cepat untuk menciptakan suasana yang tegang dan mendebarkan.
Kesuksesannya mendapatkan nominasi Oscar untuk empat kategori, yaitu Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik, Penyuntingan Terbaik, dan Skenario Adaptasi Terbaik.
The Motorcycle Diaries (2004)
The Motorcycle Diaries adalah film yang disutradarai oleh Walter Salles, yang juga menyutradarai Central Station.
Film ini diadaptasi dari buku harian Ernesto “Che” Guevara (Gael García Bernal) dan Alberto Granado (Rodrigo de la Serna), dua teman yang melakukan perjalanan sepanjang Amerika Selatan dengan menggunakan sepeda motor pada tahun 1952.
Memiliki kisah yang menarik, film ini menampilkan pengalaman-pengalaman mereka selama perjalanan tersebut, seperti bertemu dengan orang-orang miskin, sakit, dan tertindas, serta melihat keindahan alam dan budaya Amerika Selatan.
Film ini adalah sebuah film biografi yang inspiratif dan menarik, yang menunjukkan bagaimana perjalanan tersebut membentuk karakter dan pandangan politik Che Guevara, yang kemudian menjadi salah satu tokoh revolusioner paling terkenal di dunia.
Di dalamnya juga menampilkan akting yang brilian dari Gael García Bernal dan Rodrigo de la Serna, yang merupakan sepupu jauh dalam kehidupan nyata. Film ini memenangkan Oscar untuk kategori Lagu Asli Terbaik.
The House of Sand (2005)
The House of Sand adalah film yang disutradarai oleh Andrucha Waddington.
Film ini mengisahkan tiga generasi wanita dari keluarga yang sama, yaitu Áurea (Fernanda Montenegro), Maria (Fernanda Torres), dan Mariana (Camilla Facundes).
Film ini mengambil latar belakang di gurun pasir Maranhão di Brazil, dari tahun 1910 hingga 1969.
Kisah di dalamnya menampilkan perubahan-perubahan yang dialami oleh ketiga wanita tersebut seiring dengan berjalannya waktu, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Film ini adalah sebuah film drama yang indah dan menyentuh, yang menggambarkan kehidupan, cinta, dan mimpi dari ketiga wanita tersebut dengan latar belakang yang eksotis dan mempesona.
Di sini juga menampilkan akting yang luar biasa dari Fernanda Montenegro dan Fernanda Torres, yang merupakan ibu dan anak dalam kehidupan nyata.
Film ini memenangkan Alfred Bauer Prize, penghargaan untuk film yang membuka perspektif baru di Festival Film Berlin.
The Year My Parents Went on Vacation (2006)
The Year My Parents Went on Vacation adalah film yang disutradarai oleh Cao Hamburger.
Film ini berkisah tentang Mauro (Michel Joelsas), seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang tinggal di São Paulo pada tahun 1970.
Ketika orang tuanya pergi berlibur tanpa memberitahu tujuan mereka, Mauro dititipkan ke kakeknya yang tinggal di Bom Retiro, sebuah lingkungan multikultural di São Paulo.
Namun, kakeknya meninggal sebelum Mauro tiba, sehingga Mauro harus tinggal bersama Shlomo (Germano Haiut), seorang tetangga Yahudi yang tidak terlalu akrab dengannya.
Sementara itu, Brazil sedang dilanda oleh rezim militer dan demam sepak bola karena Piala Dunia 1970.
Film ini adalah sebuah film komedi-drama yang menggabungkan unsur-unsur sejarah, budaya, dan olahraga dengan cara yang menyenangkan dan mengharukan.
Cerita di dalamnya juga menampilkan persahabatan antara Mauro dan anak-anak lainnya dari berbagai latar belakang etnis dan agama, seperti Italo (JP Rufino), Hanna (Daniela Piepszyk), dan Edgar (Liliana Castro).
Film ini mendapatkan nominasi Golden Globe untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Elite Squad (2007)
Elite Squad adalah film yang disutradarai oleh José Padilha, yang juga dikenal sebagai sutradara seri Netflix Narcos.
Film ini bercerita tentang BOPE (Batalhão de Operações Policiais Especiais), sebuah unit polisi elit yang bertugas memberantas kejahatan di favela-favela Rio de Janeiro.
Film ini mengambil sudut pandang dari Kapten Nascimento (Wagner Moura), seorang pemimpin BOPE yang ingin pensiun karena stres dan tekanan pekerjaannya.
Namun, sebelum ia pensiun, ia harus mencari penggantinya di antara dua perwira muda idealis, yaitu Neto (Caio Junqueira) dan Matias (André Ramiro).
Film ini adalah sebuah film aksi yang penuh dengan adegan tembak-menembak, penyiksaan, dan kekerasan.
Hiburan kriminal ini juga menunjukkan realitas yang kelam dari sistem kepolisian dan keadilan di Brazil, yang dipenuhi oleh korupsi, politik, dan konflik.
Film ini memenangkan Golden Bear, penghargaan tertinggi di Festival Film Berlin.
The Second Mother (2015)
The Second Mother adalah film yang disutradarai oleh Anna Muylaert.
Film ini mengisahkan Val (Regina Casé), seorang pembantu rumah tangga yang bekerja untuk keluarga kaya di São Paulo.
Val telah bekerja untuk keluarga itu selama 13 tahun dan merawat anak mereka, Fabinho (Michel Joelsas), seperti anak sendiri.
Namun, kehidupan Val berubah ketika putrinya yang sudah dewasa, Jéssica (Camila Márdila), datang dari kampung halamannya untuk mengikuti ujian masuk universitas.
Jéssica tidak mau mengikuti aturan-aturan yang membedakan antara majikan dan pembantu, dan mulai menimbulkan konflik di rumah itu.
Film ini adalah sebuah film drama yang mengangkat isu-isu sosial seperti kelas, ras, gender, dan pendidikan di Brazil.
Regina Casé, yang berhasil menyampaikan emosi dan konflik batin Val dengan sangat baik menampilkan akting yang luar biasa, juga dari para pemain lainnya.
Film ini memenangkan Special Jury Award for Acting di Festival Film Sundance.
Aquarius (2016)
Aquarius adalah film yang disutradarai oleh Kleber Mendonça Filho, yang juga menyutradarai Bacurau.
Film ini berkisah tentang Clara (Sonia Braga), seorang janda berusia 65 tahun yang tinggal sendirian di apartemen lama bernama Aquarius di Recife.
Clara adalah seorang mantan kritikus musik yang memiliki banyak koleksi piringan hitam dan kenangan di apartemennya.
Suatu hari, ia mendapat tawaran dari sebuah perusahaan konstruksi untuk menjual apartemennya dengan harga tinggi, karena mereka ingin merobohkan gedung itu dan membangun gedung baru.
Namun, Clara menolak tawaran itu dan bersikeras untuk tetap tinggal di apartemennya.
Film ini adalah sebuah film drama yang menggambarkan perjuangan Clara melawan kapitalisme dan gentrifikasi yang mengancam rumah dan identitasnya.
Kisah ini juga mengeksplorasi tema-tema seperti memori, sejarah, musik, seksualitas, dan penuaan.
Aquarius juga mendapatkan banyak pujian dari kritikus dan penonton, serta menjadi salah satu kandidat Brazil untuk Oscar.
Bacurau (2019)
Bacurau adalah film yang disutradarai oleh Kleber Mendonça Filho dan Juliano Dornelles.
Film ini mengisahkan sebuah desa kecil di pedalaman Brazil yang bernama Bacurau.
Suatu hari, penduduk Bacurau menyadari bahwa desa mereka telah menghilang dari peta dan sinyal telepon.
Tak lama kemudian, mereka mulai diserang oleh sekelompok pembunuh bayaran asing yang dipimpin oleh Michael (Udo Kier), seorang psikopat yang menyukai perburuan manusia.
Penduduk Bacurau pun harus bersatu dan melawan para penyerang dengan segala cara.
Film ini adalah sebuah film yang sulit untuk dikategorikan, karena ia menggabungkan berbagai genre, seperti western, sci-fi, horor, dan thriller.
Kisah ini juga memiliki pesan politik yang kuat, yaitu tentang perlawanan rakyat terhadap kolonialisme, imperialisme, dan neoliberalisme.
Film ini memenangkan Jury Prize, penghargaan tertinggi kedua di Festival Film Cannes.
The Edge of Democracy (2019)
The Edge of Democracy adalah film dokumenter yang disutradarai oleh Petra Costa.
Film ini menceritakan kisah politik Brazil dari tahun 2002 hingga 2018, dengan fokus pada dua presiden dari Partai Pekerja (PT), yaitu Luiz Inácio Lula da Silva dan Dilma Rousseff.
Kisahnya menampilkan rekaman pribadi dan wawancara dari sutradara dengan para tokoh politik, seperti Lula, Dilma, dan Sergio Moro.
Film ini menunjukkan bagaimana demokrasi Brazil mengalami krisis akibat dari skandal korupsi, kudeta parlemen, dan polarisasi politik.
Dokumenter ini adalah sebuah film yang sangat relevan dan penting untuk ditonton, terutama di era globalisasi dan populisme saat ini.
Film ini memberikan sudut pandang yang kritis dan reflektif tentang situasi politik Brazil dan dampaknya bagi rakyatnya.
Film ini mendapatkan nominasi Oscar untuk kategori Dokumenter Terbaik.
***
Jangan lupa untuk terus menjelajahi dunia hiburan di menonton.id, di mana kamu bisa menemukan artikel-artikel menarik tentang film, serial TV, dan berita hiburan lainnya. Ikuti juga kami di media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook untuk mengetahui berita dan rekomendasi terbaru tentang film.