Review Guru-Guru Gokil: Sutradara: Sammaria Simanjuntak Pemain: Gading Marten, Faradina Mufti, Dian Sastrowardoyo, Boris Bokir Durasi: 101 menit Studio: Netflix
***
Ketika dikabarkan bahwa film Guru-Guru Gokil akan dirilis di Netflix di 190 negara di dunia dan dialihbahasakan ke 17 bahasa, harapan akan film ini meningkat. Akhirnya, setelah sekian lama, Netflix lagi-lagi akan memiliki sebuah film orisinal dari Indonesia.
Ditambah lagi, film ini digadang-gadang sebagai film karya Dian Sastrowardoyo, yang ternyata menjadi produser sekaligus pemain. Harapan semakin meningkat.
Tapi teranyata, setelah hadir dan ditonton, film ini tidak semenarik yang dipasarkan dan dipromosikan. Menjadi sangat anti-klimaks bagi film orisinal Netflix kedua dari Indonesia ini.
Berharap akan mendapatkan sebuah film yang mengundang tawa, film ini hanya mampu menciptakan senyum dari beberapa adegan di dalamnya.
Sinopsis Guru-Guru Gokil: Benci Guru Malah Jadi Guru
Taat Pribadi (Marten) adalah anak dari serorang guru. Karenanya, ia sangat tidak ingin menjadi guru. Bahkan ia rela merantau jauh dari ayahnya yang seorang guru.
Tapi keadaan memaksanya kembali pulang ke rumah ayahnya. Dari sana ia harus mencari pekerjaan lainnya. Nasib berkata bahwa ia harus menerima pekerjaan sebagai guru pengganti di sekolah tempat ayahnya mengajar.
Singkat cerita, gaji guru yang seharusnya dibagikan dirampok orang tak dikenal. Ia bersama guru-guru yang lain mencoba untuk mencari siapa pelakunya dan kembali mendapatkan uang tersebut.
Berharap Gokil, Tapi Tidak Sama Sekali
Secara keseluruhan, tidak ada yang spesial dari film ini. Semuanya terasa datar dan kurang memuaskan.
Akting dari Gading Marten dan Faradina Mufti terlihat tidak konsisten. Ada beberapa adegan di mana mereka berakting dengan sangat baik, tapi tidak sedikit pula kurang greget di beberapa adegan lainnya.
Apalagi karakter yang lain. Beberapa karakter yang seharusnya menjadi scene stealer, datang dengan line yang kurang nonjok. Sehingga gagal relevan, dan membuat penonton mempertanyakan fungsi karakter di dalam film tersebut.
Kisahnya juga terasa sangat terburu-buru di sepertiga terakhir dari film. Menjadikan film ini terasa sangat cepat tanpa adanya klimaks yang kurang berasa.
Sayang sekali film orisinal Netflix kedua Indonesia ini tidak bisa mengikuti jejak pendahulunya. The Night Comes for Us (2018) sukses di Indonesia maupun di negara lain ketika dirilis pertama kali di Netflix. Bahkan, film ini masuk dalam jajaran film action terbaik dekade tahun 2010-an.
Walau begitu, film ini menjadi sebuah hiburan yang cukup bisa dinikmati tanpa harus berhenti ditengah-tengah film. Penonton akan tetap bisa dan mau menyelesaikan film ini.
Penonton yang belum menonton film ini sebenarnya juga tidak ketinggalan sebuah film yang spesial. Melewatkannya pun tidak akan menjadi masalah yang terlalu berarti.
Saya menutup review Guru-Guru Gokil ini dengan sebuah acungan jempol untuk bagian promosi film ini yang bisa menjual film ini dengan sangat baik.
***
Tidak hanya review Guru-Guru Gokil, baca juga review film lainnya di menonton.id.